Ayo Gabung

Data Blogku

Sabtu, 17 November 2012

Menurut Smith & MacGregor (1992), “Collaborative Learning” adalah satu istilah untuk suatu jenis pendekatan pendidikan yang meliputi penggabungan karya/usaha intelektual siswa, atau siswa bersama dengan guru. Biasanya, siswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling mencari pemahaman, penyelesaian, atau arti, atau membentuk suatu produk/hasil. Kegiatan dalam Collaborative Learning bermacam-macam,
tetapi pada dasarnya berpusat pada eksplorasi siswa atau aplikasi dari bagian materi, dan bukan hanya ceramah dari guru. Collaborative Learning menggambarkan suatu perubahan yang signifikan dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam Collaborative Learning, penekanannya adalah pada diskusi siswa dan keaktifan dalam bekerja dengan materi yang telah disediakan.
Pendapat ini didukung oleh pendapat Nizar (2008), yang menyatakan bahwa Collaborative Learning adalah proses belajar kelompok yang setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan ketrampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Collaborative Learning dilandasi oleh pemikiran bahwa kegiatan belajar hendaknya mendorong dan membantu peserta didik untuk terlibat secara membangun pengetahuan sehingga mencapai pemahaman yang mendalam. Lebih lanjut, Fall (1995) menambahkan bahwa dengan belajar secara berkelompok, selain dapat meningkatkan motivasi dan minat peserta didik, juga dapat meningkatkan dan mengembangkan cara berpikir kreatif. Hal ini terkait dengan peningkatan tanggungjawab peserta didik dalam belajar secara berkelompok sehingga dapat menciptakan seseorang yang berpikir kreatif.
Gunawan (2003 : 198 – 199) lebih menspesifikkan gambaran tentang  proses belajar secara kolaborasi atau Collaborative Learning. Menurutnya, penekanan Collaborative Learning  bukan hanya sekadar bekerja sama dalam suatu kelompok tetapi lebih kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas. Proses tersebut meliputi :
  1. Bagaimana guru berkomunikasi dengan murid dalam kaitannya dengan informasi yang akan diajarkan dan bagaimana kriteria penilaian?
  1. Bagaimana murid itu berkomunikasi dengan guru dengan guru dan dengan murid lainnya?
  1. Apakah komunikasi di kelas adalah komunikasi satu arah, dua arah, atau multi arah?
  1. Apakah komunikasi dalam bentuk tulisan, ucapan, atau sentuhan dan peragaan? 
Menurut Kemp dalam Hirschy (2003), Collaborative Learning itu meliputi kemampuan sosial dan kemampuan pembelajaran. Ini menggabungkan 3 konsep, yaitu tanggungjawab individu (individual accountability), keuntungan kelompok (group benefit), dan pencapaian kesuksesan yang sama (equal achievement of success). Tujuan dari Collaborative Learning adalah meningkatkan interaksi siswa dalam memahami suatu tugas.
Artikel Terkait :

Jika anda menyukai halaman ataupun artikel "Motamatika Education: Pengertian Collaborative Learning", silahkan copy kode di bawah ini sehingga anda dapat dengan bebas mengutip artikel di halaman ini.

4 komentar:

  1. gag mudeng ., aku gag hobi baca kok , mungkin sobat bisa jelasin ., haha

    BalasHapus
  2. Mantap nie Pak collaborative learningnya. Sedikit dikit praktik di kelas deh supaya hasilnya lebih maksimal.hehe

    BalasHapus

Ketentuan Berkomentar :
1. Baca dulu artikelnya.
2. Berkomentarlah dengan sopan.
3. Jangan memasukkan link di kotak komentar.